Perbanyakan Vegetatif dan Generatif: Pengertian, Macam dan Contohnya.

    Menanam atau memperbanyak tanaman ternyata tidak hanya melalui biji loh sobat. Apakah sobat pernah mendengar Perbanyakan tanaman secara vegetatif dan secara generatif? Mike akan menjelaskan tentang kedua hal tersebut. Yuk baca sampai selesai.

Contoh Vegetatif
Perbanyakan Vegetatif  (rangkuman.net)

Pengertian Perbanyakan Vegetatif dan Perbanyakan Generatif

    Pada dasarnya Budidaya tanaman bertumpu pada kegiatan menanam atau perbanyakan tanaman. Dalam keseharian dikenal 2 macam jenis perbanyakan tanaman, yaitu secara Generatif maupun secara Vegetatif. Namun selain perbanyakan, pertumbuhan juga ada 2 macam yaitu pertumbuhan secara vegetatif dan secara generatif. 

Pertumbuhan vegetatif dan generatif merupakan proses penting dalam siklus hidup setiap jenis tumbuhan. Pertumbuhan vegetatif adalah pertambahan volume, jumlah, bentuk dan ukuran organ-organ vegetatif seperti daun, batang dan akar yang dimulai dari terbentuknya daun pada proses perkecambahan hingga awal terbentuknya organ generatif. 

Sedangkan pertumbuhan generatif adalah pertumbuhan organ generatif yang dimulai dengan terbentuknya primordia bunga hingga buah masak. Kedua proses dan fase pertumbuhan ini ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan, tempat tumbuh tanaman.

    Perbanyakan tanaman secara generatif  tanaman melewati proses perkawinan antara 2 tanaman induk melewati organ reproduksi berupa bunga yang setelah itu terjadi penyerbukan benang sari terhadap kepala putik serta menghasilkan buah dengan kandungan biji di dalamnya. Biji ini bisa ditanam kembali buat menghasilkan tanaman baru yang memungkinkan terjadinya variasi karakter. 

Perbanyakan tanaman secara vegetatif ialah perbanyakan tanaman yang memakai bagian-bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang, ataupun daun. Bahan tanaman yang berasal dari bagian vegetatif dapat disebut bibit. Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan perkembangbiakan tanaman yang terjadi tanpa melewati proses perkawinan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif ini juga mempunyai kelebihan serta kekurangan.

Kelebihan dan Kekurangan perbanyakan vegetatif dan Perbanyakan Generatif

Kelebihan perbanyakan tanaman memakai cara vegetatif antara lain :

1. Masa muda tanaman lumayan pendek.

2. Tanaman cukup cepat bereproduksi.

3. Bisa diterapkan terhadap tanaman yang tidak menghasilkan biji.

4. Sifat-sifat yang lebih baik terhadap induknya bisa diturunkan.

5. Bisa tumbuh dari tanah yang mempunyai lapisan tanah dangkal sebab mempunyai sistem perakaran yang dangkal.

Kelemahan perbanyakan tanaman Secara vegetatif antara lain :

1. Sistem perakaran kurang kuat sebab tidak mempunyai akar tunggang.

2. Memperoleh sifat jelek induknya di samping sifat baik induknya.

3. Biaya pengadaan bibit mahal.

4. Waktu yang diperlukan lumayan lama.

5. Sulit memdapatkan tanaman dalam jumlah yang besar yang berasal pada satu pohon induk.

Kelebihan perbanyakan tanaman secara generatif ini antara lain:

1. Tanaman yang dihasilkan memiliki perakaran yang kuat

2. Biaya yang dikeluarkan relatif murah

3. Umur tanaman akan lebih lama

4. Dapat menghasilkan varietas-varietas baru, yaitu dengan cara menyilangkan

Kelemahan perbanyakan tanaman secara generatif antara lain:

1. Tanaman baru yang dihasilkan belum tentu memiliki sifat yang sama dengan induknya

2. Varietas yang baru muncul belum tentu lebih baik

3. Waktu berbuah lebih lama

4. Kualitas tanaman baru diketahui setelah tanaman berbuah

5. Untuk saat ini perbanyakan tanaman secara generatif masih banyak dilakukan terutama untuk menghasilkan jenis tanaman baru yang memiliki kualitas yang lebih bagus dengan cara menyilangkan beberapa varietas yang dianggap unggul, seperti halnya pada tanaman semangka tanpa biji.

6. Contoh lainnya adalah pada tanaman transgenik yang juga merupakan hasil dari pembiakan generatif yang dimana dalam pembuatannya disusupkan gen bakteri dengan cara merendam biji tanaman dalam larutan kimia yang mengandung bakteri atau gen tertentu

Macam-macam Perbanyakan Generatif dan contohnya

Perbanyakan generatif (Pixabay)

    Salah satu perbanyakan tanaman yang paling mudah dilakukan secara massal dan biayanya murah adalah perbanyakan melalui biji atau perbanyakan secara generatif (seksual). Dalam perbanyakan secara generatif, biji adalah bahan utama yang digunakan sebagai alat perbanyakannya. Biji tersebut sengaja dibenihkan agar tumbuh menjadi bibit yang diharapkan. Selain sengaja ditanam, biji juga dapat tumbuh secara alami di alam. Mekanisme dalam perbanyakan generatif ditandai dengan adanya pembuahan, pembuahan tersebut berasal dari peleburan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina kemudian menghasilkan zigot yang akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru yang bagus dan berkualitas.

Salah satu tujuan perbanyakan tanaman dengan memakai biji ialah buat mendapatkan sifat-sifat baik tanaman, seperti akar yang kuat, dan yang tahan hama serta penyakit. Reproduksi secara generatif biasanya terjadi terhadap tumbuhan berbiji, baik terhadap tumbuhan biji tertutup ataupun terhadap tumbuhan biji terbuka. Pada reproduksi generatif diperlukan 2 sel kelamin, yakni sel kelamin jantan serta sel kelamin betina. Dengan demikian, reproduksi generatif hanya mungkin terjadi andaikan terdapat peleburan antara sel kelamin jantan serta sel kelamin betina pada tumbuhan tersebut, baik yang berumah satu ataupun berumah dua.

Cara perkembangbiakan tumbuhan secara generatif dapat dibedakan menjadi konjugasi, isogami, anisogami dan penyerbukan. Tanaman yang dikembangkan dengan cara-cara tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk berbuah karena proses pertumbuhan tanaman akan berlangsung dari awal. Tanaman akan tumbuh dari janin terlebih dahulu, baru setelahnya akan tumbuh membentuk akar tunggang, akar serabut, batang, dan juga daun.

Ditambah lagi jika keadaan biji yang ditanam mengalami masa dorman, maka waktu yang dibutuhkan bisa menjadi lebih lama lagi. 

Saat dorman, biji tidak akan mengalami kegiatan sama sekali selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Sehingga benih yang dorman harus berada dalam situasi dan kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya. Masa dorman untuk setiap biji atau benih tanaman berbeda-beda. Benih tanaman jeruk, durian, dan mangga memiliki masa dorman sekitar satu bulan, sedangkan benih pepaya memiliki masa dorman satu hingga dua minggu saja. Contoh tanaman yang sering diperbanyak secara generatif adalah pepaya, semangka, nangka, kelapa, dan masih banyak lagi. Sementara itu, perbanyakan tanaman secara generatif memiliki kelebihan dan kekurangan.

Macam-macam Perbanyakan Vegetatif dan Contohnya

1. Teknik Stek

Teknik Stek

Stek adalah Perbanyakan tanaman dengan cara menanam atau menumbuhkan salah satu bagian dari tanaman. Bagian yang dapat di tumbuhkan untuk perbanyakan tanaman antara lain batang, akar, dan daun. Stek lebih banyak dipilih oleh petani karena bahan yang dibuat untuk membuatnya hanya sedikit dan dapat diperoleh jumlah bibit dalam jumlah yang banyak. Tanaman yang dihasilkan dalam stek biasanya memiliki persamaan dalam umur, tinggi, dan ketahanan terhadap penyakit. Selain itu kita juga bisa memperoleh tanaman yang sempurna dalam waktu yang relatif singkat.

Teknik Stek banyak dipilih karena prosedur pelaksanaanya yang sangat mudah dan tidak memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. 

Adapun Jenis tanaman yang bisa di stek adalah semua tanaman dikotil, hal itu dikarenakan pada tumbuhan dikotil memiliki kambium. Namun keberhasilan dari teknik perbanyakan ini tergantung pada bagaimana cara penyetekan yang dilakukan. Stek dapat dibedakan menjadi stek batang, seperti tanaman kangkung, brotowali, ketela. Stek akar, seperti pohon beringin, pohon sukun, Cemara. Serta stek daun, seperti tanaman cocor bebek, kaktus, dan lidah buaya. 

Kelebihan Teknik Stek :

Tak terkendala musim/waktu

Individu baru mempunyai umur yang sama dengan induknya sehingga cepat berbuahah

Individu baru mempunyai sifat yang sama dengan induknya

Bisa memperbanyak secara kontinyu

Kelemahan Teknik Stek :

Lebih Rumit dibandingkan dengan biji

Harus memiliki Pohon Induk

Lebih mahal dibandingkan biji

Perakaran lebih lemah dibandingkan biji

2. Teknik Cangkok

Teknik Cangkok

Cangkok merupakan salah satu jenis Perbanyakan tanaman dengan cara menumbuhkan akar sebelum batang di potong dan di tanam. Cara ini untuk meminimalisasi tingkat kegagalan dalam perbanyakan tanaman. Cara ini dipilih untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat persis seperti induknya. Sifat ini seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit, rasa buah, dan keindahan bunga. Hal ini karena seperti hasil cangkok bisa dikatakan hampir 100 % serupa dengan induknya, tetapi jika hasilnya menyimpang dari induknya biasanya disebabkan oleh mutasi gen.

Cara perbanyakan ini memiliki tingkat kegagalannya cukup tinggi. Kegagalan ini dapat dilihat dari bagian tanaman di atas keratan/luka yang kering atau mati. Untuk menghindari kejadian seperti ini perlu diperhatikan bagaimana cara mencangkok dengan benar dan teliti. Cara ini bisa diaplikasikan pada tanaman jenis kayu, pohon mangga, beberapa jenis jeruk, berbagai jenis jambu, delima, dan belimbing.

Kelebihan Teknik Cangkok:

Sifat tanaman baru persis dengan induknya

Tanaman dari bibit cangkok bisa menghasilkan buah dalam waktu relatif singkat (± 4 tahun

Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relatif singkat (1–3 bulan)

Kelemahan Teknik Cangkok :

Tidak dapat dilakukan secara besar-besaran

Bibit cangkok sulit hidup di daerah yang air tanahnya rendah karena perakarannya pendek

Tidak memiliki akar tunggang.

3. Teknik Okulasi

Okulasi merupakan jenis teknik perbanyakan tanaman dengan cara menggabungkan dua tanaman yang sejenis. Ada dua jenis okulasi yaitu dengan cara menempel dan cara menyambung. Okulasi menempel yaitu menempelkan tunas pada batang bawah atau batang induk, sedangkan okulasi menyambung yaitu menyambung dua batang pohon. Okulasi ini biasanya menggunakan batang bawah dan atas dari satu spesies atau satu varietas. Penyambungan tanaman dari satu varietas atau satu spesies memang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan.

Cara perbanyakan okulasi memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan stek dan cangkok. Hasil okulasi memiliki mutu lebih baik dari pada induknya. Itu karena okulasi dilakukan pada tanaman yang misalnya memiliki perakaran yang baik dan tahan terhadap penyakit dan dipadukan dengan tanaman yang memiliki rasa buah lezat, tetapi perakarannya kurang baik.

Kelebihan Teknik Okulasi :

Dengan cara okulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.

Pertumbuhan tanaman yang seragam

Penyiapan benih relatif singkat

Kelemahan Teknik Okulasi :

Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)

Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.

Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

4. Teknik Sambung / Teknik Grafting

Sambung merupakan salah teknik perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara menggabungkan antara batang bawah dan batang atas dari dua tanaman yang sejenis, sehingga akan tercapai persenyawaan, dimana kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Berbeda dengan teknik okulasi yang hanya menggunakan satu mata tunas sebagai calon batang atasnya, teknik sambung ini menggunakan seluruh bagian pucuk tanaman sepanjang 7,5–10 cm.

Tujuan teknik sambung ini adalah untuk menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang berbeda. seperti halnya untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Tanaman yang bisa disambung adalah tanaman yang berkambium asalkan dalam satu varietas atau satu spesies. Contoh tanamannya adalah mangga, jambu, apel, dll.

Yuk kita simak penjelasan cara menyambung tanaman alpukat

Kelebihan Teknik Sambung :

Mengekalkan sifat klon yang tidak dilakukan oleh pembiakan vegetatif lainnya.

Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan.

Memperbaiki jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan diubah menjadi jenis yang dikehendaki.

Dapat mempercepat berbuahnya tanaman.

Kelemahan Teknik Sambung :

Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup angin kencang

Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara sciondan rootstock.

5. Teknik Kultur Jaringan

kultur jaringan
Kultur jaringan (BBTP)

kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan dengan cara in vitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. cara ini memiliki dasar sifat totipotensi sel, yaitu kemampuan untuk membelah diri dengan kondisi lingkungan yang sesuai.

Teknik kultur jaringan telah digunakan dalam membantu produksi tanaman dalam skala besar melalui mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari berbagai jenis tanaman. Jaringan tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat menghasilkan ratusan atau ribuan tanaman secara terus menerus.

Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara untuk memproduksi secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias (anggrek, bunga potong, dll.), tanaman buah-buahan (seperti pisang), tanaman industri dan kehutanan (kopi, jati, dll). Dengan menggunakan metoda kultur jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis yang sama dapat diperoleh hanya dengan berasal dari satu mata tunas.

Kelebihan Teknik Kultur Jaringan :

Pengadaan bibit tidak bergantung pada musim

Produksi bibit dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif cepat

Bersifat seragam

Bibit yang dihasilkan bebas penyakit asalkan diambil dari organ yang bebas dari penyakit juga

Daya pengangkutan lebih murah dan mudah

Proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit dan deraan lingkungan lainnya

Kelemahan Teknik Kultur Jaringan :

Kultur jaringan Memerlukan biaya besar karena harus dilakukan di dalam laboratorium dan menggunakan bahan kimia

Kultur jaringan Memerlukan keahlian khusus

Kultur jaringan Memerlukan aklimatisasi ke lingkungan eksternal karena tanaman hasil kultur biasanya berukuran kecil dan bersifat aseptik serta sudah terbiasa berada di tempat yang mempunyai kelembapan udara tinggi.

6. Teknik Tunas

    Teknik perbanyakan vegetatif dengan anakan atau tunas sangat mudah dilakukan. Anakan sendiri adalah tunas yang tumbuh pada pohon induk. Anakan cukup efisien untuk perbanyakan karena cepat berbuah dan mutunya serupa dengan pohon induk.

Pisang dan nanas merupakan dua tanaman buah yang sangat lazim menggunakan teknik ini. Bibit anakan pada pisang tumbuh di bagian bonggol, yaitu berupa batang yang bersembunyi dalam tanah. Sementara, pada nanas, tunas berupa tunas akar yang muncul dari dalam tanah, tunas batang yang muncul pada batang, tunas buah, dan tunas mahkota.

Perbanyakan ini prosesnya tidak bisa dikendalikan manusia sepenuhnya. Tunas yang nantinya akan diambil tumbuh dengan sendirinya dari tanaman atau pohon yang sudah tua. Setelah tunas tumbuh besar, dapat dipindahkan ke tempat lain untuk menghindari kepadatan populasi pada areal tersebut. Salah satu contoh tanaman yang mampu memiliki tunas adalah pisang.

7. Rundukan

Cara melakukan rundukan atau ground layering ini sangat sederhana. Rundukan dilakukan dengan membenamkan cabang atau dahan ke dalam tanah. Cabang atau dahan tersebut didekatkan ke arah tanah dan agak jauh dari induknya. Tanaman yang dilakukan perbanyakan dengan cara rundukan biasanya memiliki bentuk dahan yang lentur. Rundukan bisa dilakukan pada tanaman anggur, apel, dan arbei.

Contoh perbanyakan vegetatif
Contoh merunduk (maslatip.com)

Kebon Langit
Kebon Langit Berbagi ilmu dan informasi bermanfaat seputar pertanian

Posting Komentar untuk "Perbanyakan Vegetatif dan Generatif: Pengertian, Macam dan Contohnya."